Suara Kupang – Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau harga emas Antam masih stagnan pada perdagangan Senin (22/7/2024). Harga emas Antam hari ini masih betah di posisi yang sama dengan kemarin.
Pada Senin, 22 Juli 2024, harga emas Antam masih dibanderol Rp 1.404.000 per gram. Demikian juga dengan perdagangan kemarin, harga emas Antam dipatok di posisi Rp 1.404.000 segramnya.
Namun, harga emas Antam untuk pembelian kembali atau buyback merosot Rp 1.000. Harga buyback emas Antam hari ini ditetapkan Rp 1.256.000. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.256.000 per gram.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hingga pukul 08.32 WIB, harga emas Antam sebagian masih ada.
Sebelumnya, harga emas menutup pekan ketiga Juli 2024 di kisaran harga USD 2.400 per ounce. Setelah mendapatkan level dukungan pada Jumat lalu, emas mengawali pekan ketiga Juli 2024 dengan kuat dan berhasil mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di atas USD 2.480 per ounce. Lantas bagaimana prediksi harga emas pada pekan terakhir Juli 2024?
Ahli Strategi Senior di Forex.com, James Stanley menjelaskan penurunan harga emas ini masuk akal karena harga terlihat jenuh beli. Dia menambahkan USD 2.500 adalah level psikologis kritis lainnya dan profil risiko-imbalan tidak seimbang.
“Saat ini, kami perlu melihat apakah USD 2.400 akan dipertahankan, dan kami tidak memiliki informasi yang cukup. Jika hal ini dipertahankan, hal ini akan menimbulkan alasan bullish yang kuat untuk emas,” katanya, dikutip dari Kitko, Minggu (21/7/2024).
Meskipun begitu, Stanley mengatakan pihaknya masih bullish terhadap prospek emas karena pergerakan harganya didukung oleh fundamental yang kuat.
Kemudian, analis komoditas di TD Securities juga melihat potensi penurunan harga dalam waktu dekat karena investor mengambil keuntungan setelah melihat harga tertinggi baru sepanjang masa.
“Kami menegaskan kembali bahwa posisi risiko secara asimetris condong ke sisi bawah untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan,” jelas para analis.
Analis TD Securities menambahkan, meningkatnya volatilitas aset kemungkinan besar akan berkontribusi terhadap kerugian bagi algo yang mengikuti tren.
Source : https://www.liputan6.com