Suara Kupang– Abraham Nofu alias Aba, tewas akibat diborgol dan disiksa di RT 13, RW 07, Dusun 4, Desa Naitae, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT.
Pesta ulang tahun perak pernikahan di Desa Naitae, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), berujung petaka. Seorang pria, Abraham Nofu, tewas setelah diborgol polisi dan dianiaya warga di sana.
Polisi yang memborgol Aba adalah Kepala Pos Polisi Barate, Aipda Junisius Bonbala. Polisi itu memborgol Aba setelah terjadi keributan di tempat pesta, sembari membubarkan warga yang terlibat keributan.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu, 11 September lalu. detikBali mendatangi lokasi kejadian, Kamis (12/9/2024) siang. Berikut hasil penelusuran detikBali di lokasi.
Abraham tewas dalam kondisi mengenaskan dengan posisi tangan terborgol di salah satu tiang teras belakang rumah milik Nehemia Mona, warga yang menggelar pesta ulang tahun perak pernikahan. Pesta ini adalah perayaan 25 tahun pernikahan.
Tiang teras itu hanya berjarak sekitar 50 sentimeter (cm) dengan dapur yang beratap daun gewang. Lokasi itu telah dipasangi garis polisi keliling. Lokasi pesta itu memiliki luas sekitar 10-15 meter persegi. Di sekelilingnya dipasangi daun gewang, tiang tenda yang terbuat dari kayu dan bambu pun masih tertancap.
Abraham tewas dalam kondisi mengenaskan dengan posisi tangan terborgol di salah satu tiang teras belakang rumah milik Nehemia Mona, warga yang menggelar pesta ulang tahun perak pernikahan. Pesta ini adalah perayaan 25 tahun pernikahan.
Tiang teras itu hanya berjarak sekitar 50 sentimeter (cm) dengan dapur yang beratap daun gewang. Lokasi itu telah dipasangi garis polisi keliling. Lokasi pesta itu memiliki luas sekitar 10-15 meter persegi. Di sekelilingnya dipasangi daun gewang, tiang tenda yang terbuat dari kayu dan bambu pun masih tertancap.
Nitanel yang melihat kondisi kerabatnya itu tewas mengenaskan, lantas mengamuk dan adu mulut dengan Junisius. Dia mendesak polisi itu segera membuka borgol dari tangan Aba.
Nitael juga meminta pertanggungjawaban Junisius atas kematian Aba. Namun tak direspons.
Pihak kelurga menduga saat itu Junisius tak membawa kunci untuk melepas borgol itu. Pasalnya, polisi itu meminta gergaji untuk memotong borgol itu.
“Saat itu saya marah itu polisi (Junisius Bonbalan) untuk melepas borgolnya, jadi dia langsung kasih lepas tanpa menggunakan kuncinya dan dia minta gergaji besi untuk memutus borgolnya,” tutur Nitanel saat ditemui detikBali di rumah duka di Desa Naitae.
Source: https://www.detik.com