Kupang-SKFM-News– Dalam rangka memperingati World Clean Up Day 2019, Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (Kophi) Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan aksi bersih-bersih di pesisir pantai Warna Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Sabtu (21/9/2019). Aksi tersebut juga diikuti oleh 256 relawan dari berbagai komunitas dan instansi dengan basis isu berbeda, seperti Generasi Bank Indonesia (GenBI) NTT, Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Universitas Nusa Cendana serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kupang, Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Provinsi NTT, serta Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Aksi yang berlangsung serentak diseluruh dunia dan diikuti oleh 157 negara ini, dimulai pukul 07.00 WITA hingga selesai pukul 10.00. Kophi NTT mendapatkan dukungan dari Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Kupang, Yeri Padji Kana, yang juga turut hadir di lokasi. Dalam sambutannya, Jefri Riwu Kore, mengapresiasi aksi tersebut yang dinilainya sejalan dengan program pemerintah yaitu memerangi masalah sampah di NTT. Ia juga mengajak setiap masyarakat untuk menjadi duta dalam masalah sampah di wilayah masing-masing.
Walikota Kupang terus menyuarakan slogan “Ayo Berubah, Ayo Bersihkan Kupang”. Ia berharap aksi tersebut tidak hanya selesai hari itu saja, tetapi terus berlanjut sampai kapanpun khususnya diwilayah lingkungan masing-masing.
Sementara itu, salah satu anggota Kophi NTT yang juga merupakan Koordinator Volunteer, Dens Wiliam (23), mengharapkan agar Kota Kupang kedepannya bisa lebih ramah lingkungan dengan ketegasan pemerintah untuk membuat aturan.
“Harapannya semoga kedepannya Kupang bisa lebih ramah lingkungan. Sudah banyak komunitas yang secara tidak langsung membantu mengedukasikan soal lingkungan ke masyarakat. Nah, sekarang giliran pemerintah yang harus memantapkan aturan untuk menjadi acuan masyarakat dalam berperilaku” Ungkapnya.
Aksi bersih-bersih di pantai Warna Oesapa menghasilkan sebanyak 281 kg sampah plastik, 359 sampah non plastik dan 196 kg sampah residu. Seusai ditimbang, sampah-sampah itu kemudian dibawa oleh truk sampah dari DLHK ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Alak. Aksi tersebut digelar di dua tempat yang berbeda yakni di Pantai Warna Oesapa dan Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Oesapa yang kemudian menghasilkan sebanyak 1,9 ton sampah.(NW)