Parah, Ekonomi NTT 2022 Melorot
Written by SKFM on 11 January 2023
Pertumbuhan ekonomi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2022, diproyeksi bisa mengalami penurunan. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, kepada media di Resto Popeye Kupang, Selasa (10/1/2023). Pada kesempatan itu, I Nyoman mengatakan, pertumbuhan ekonomi NTT sebenarnya sangat berpatokan dari APBD. Jika realisasinya mengalami penurunan, maka dengan sendirinya perkembangan ekonomi pun tersendat. “Ketika APBD kita besar, maka dengan sendirinya dia akan mendorong ekonomi NTT,” katanya.
Ia menambahkan, sampai pada Triwulan III Tahun 2022, pertumbuhan ekonomi NTT hanya 3,35 persen. Dan, dikategorikan masuk sebagai provinsi terendah kedua pertumbuhan ekonominya di Indonesia, setelah Aceh. Sementara untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2022 terakhir, yakni pada Triwulan IV, BI memproyeksikan ekonomi NTT akan mengalami penurunan ke presentasi 2,75 sampai 3,52 persen. Dengan demikian, jika titik tengah yang dipakai, maka ekonomi NTT yang bakal diumumkan pada Februari 2023, hanya berada di angka 2,9 persen.
Nyoman menambahkan jika dipaksakan, maka pertumbuhan ekonomi NTT hanya bisa naik ke angka 3,5 persen. Kenaikan itu bisa terjadi, jika program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) bisa dilaksankan secara baik, serta investasi pariwisata di Labuan Bajo berhasil. “Kalau investasi bertambah, maka itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi kita (NTT),” kata Nyoman.
* APBD jadi Harapan, Ekonomi NTT 2023 Harus Meningkat
Sementara untuk tahun 2023 ini, BI memproyeksi terjadi pertumbuhan ekonomi dari 4,31 persen ke angka 5,11 persen. Itu bisa terwujud, jika realisasi atau kinerja pemerintah dari APBD berhasil, dan optimisme pemerintah harus bisa diwujudkan. Menurut Nyoman, optimisme naiknya pertumbuhan ekonomi NTT bisa berhasil, jika pengembangan TJPS 417.000 hektar di tahun 2023 terwujud dan berhasil dilaksanakan. Selain itu, dana transfer dari pusat bisa dipastikan bertambah jumlahnya, serta pemerintah harus mengoptimalkan realisasi pendapatan daerah, karena sudah keluar dari zona PPKM Covid – 19. Belum lagi, nilai Dana Desa bakal dinaikan Pemerintah Pusat.
Nyoman menandaskan, pemerintah daerah mulai dari provinsi hingga kabupaten/kota harus bisa memprogramkan sejumlah kegiatan yang mendorong ekonomi di tahun 2023. “Itu harus benar – benar direalisasikan untuk pendapatan. Jika berhasil, maka ekonomi kita berada di angka 4,31 persen sampai 5,11 persen,” pungkasnya.
Source : rakyatntt.com
Link : https://rakyatntt.com/parah-ekonomi-ntt-2022-melorot/