Nakes RSUD S. K Lerik Kota Kupang Gelar Aksi Solidaritas
Written by SKFM on 8 November 2022
Ratusan Tenaga Kesehatan (Nakes) RSUD SK Lerik Kota Kupang melakukan aksi solidaritas pada Senin 7 November 2022 pagi. Mereka melakukan dialog bersama Manajemen rumah sakit terkait jasa pelayanan dan TPP.
Sebelumya, pada Sabtu (5/11/2022) lalu, para nakes RSUD S.K Lerik Kota Kupang telah berdialog dengan Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh.
Ketua Komite Keperawatan Perawat Maria Yosefa Melania, mengatakan, aksi solidaritas ini bukan merupakan aksi demonstrasi para nakes yang bekerja di RSUD S.K Lerik Kota Kupang dengan beberapa tuntutan yang harus ditanggapi oleh Pemerintah Kota Kupang dan juga manajemen rumah sakit.
“Inti dari aksi kami para nakes ini bukan demo. Kami nakes, kami punya hati nurani. Kami tempuh jalan damai. Kami hanya aksi solidaritas tentang keprihatinan kami terkait TPP sebesar Rp.600.000 oleh Pemerintah Kota bukan oleh pimpinan kami,” ujar Melan sapaan Maria Yosefa Melania.
Melan yang juga sebagai Kepala Ruangan Garuda ini mengatakan bahwa aksi ini juga sebagai bentuk kepedulian terhadap ketimpangan atau kesenjangan pembayaran TPP kepada seluruh ASN lingkup Pemerintah Kota Kupang.
Ia menjelaskan, di dalam Peraturan Daerah terkait pembayaran TPP kepada ASN lingkup Kota Kupang, ASN Nakes di RSUD S.K Lerik berada pada objek lainnya sehingga berdasarkan penilaian ini, pihaknya mendapat TPP sebesar Rp.600.000.
“Pada Perda penempatan 600 ribu kami di objek lainnya. Sementara tempat kerja kami beresiko, beban kerja kami juga ada. Seharusnya itu juga diperhitungkan,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, aksi solidaritas ini juga meminta pihak manajemen untuk memberikan penjelasan secara terperinci dan transparansi pembagian jasa yang selama ini juga menjadi pertanyaan para nakes.
“Selama ini menjadi pertanyaan kami, pelayanan terima berapa, manajemen terima berapa, pelayanan langsung lainnya terima berapa. Jadi kami meminta pimpinan kami untuk transparansi jasa untuk dipikirkan formulasi pembagian di tahun depan sehingga lebih terasa adil,” urainya.
Melan mengakui bahwa manajemen rumah sakit melalui direktur telah berjanji kepada nakes bahwa akan diadakan pertemuan bersama para nakes untuk melihat transparansi pembagian jasa saat ini dan pembagian jasa di tahun depan.
Terkait TPP, dirinya berharap pimpinan rumah sakit mampu membawa usulan dan masukan kepada DPRD Kota Kupang agar dapat dimasukan dalam pembahasan anggaran murni APBD 2023 dengan maksud agar TPP nakes ASN diperhitungkan sesuai dengan kelas dan jabatan seperti ASN lainnya. Dari TPP sebesar Rp.600.000 menjadi Rp.1.350.000.
“Kami menunggu reaksi baik, niat baik dari para anggota dewan, para Pimpinan Pemerintah Kota dan pimpinan kami termasuk didalamnya untuk janji mereka itu direalisasikan. Kami tidak melakukan aksi-aksi anarkis karena nurani kami sebagai nakes kami tetap berjalan,” ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Komite Medik RSUD SK Lerik, dr. Ronald Melivianno, Sp.An, mengatakan bahwa mendukung aksi solidaritas yang dilakukan para nakes.
Menurutnya, nakes–nakes ini merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, oleh karena itu, pemerintah dan pimpinan manajemen harus meresponnya.
Pasalnya, jika aksi ini tidak ditanggapi oleh pemerintah dan manajemen, maka akan berdampak pada penilaian akreditasi yang akan dilakukan pada bulan Desember 2022 nanti.
“Yang saya takutkan itu akreditasi itu batal karena ada aksi-aksi dari para nakes. Ini implikasinya ke BPJS tidak melanjutkan kerjasama dengan rumah sakit. Ini artinya pendapatan rumah sakit akan turun karena 90 persen lebih pendapatan kita dari BPJS,” ujarnya.
Dokter spesialis Anastesi ini juga mengakui bahwa apa yang dirasakan oleh para nakes juga dialami oleh para dokter ahli (ASN) yang bekerja di RSUD S.K Lerik Kota Kupang.
“Semoga saja apa yang disampaikan melalui aksi hari ini bisa diakomodir sehingga tidak ada kesenjangan di rumah sakit terutama antara manajemen yang tidak melayani pasien dengan kami yang bekerja melayani pasien,” ucapnya.
Dirinya berharap Pemerintah Kota dan DPRD Kota Kupang dapat mengakomodir TPP nakes termasuk dokter ahli sesuai dengan kelas jabatan sesuai dengan yang diperoleh manajemen. Pasalnya, para nakes juga memiliki resiko dan beban kerja.
Sementara itu, Direktur RSUD S.K Lerik Kota Kupang, drg Dian Sukmawati Arkiang, mengatakan bahwa pihaknya akan berusaha menjawab seluruh permintaan para nakes dan juga dokter ahli terkait transparansi pembagian jasa dan TPP.
“Terkait transparansi, kami manajemen dari awal pihak manajemen sudah berkomitmen dari awal dokter spesialis kita juga sudah lakukan transparansi,” ungkapnya.
Terkait TPP, pihaknya telah melakukan komunikasi dan diskusi bersama Penjabat Wali Kota Kupang dan telah menjadi catatan untuk diperjuangkan di APBD murni 2023.
“Nanti akan berproses di pembahasan APBD Murni. Tapi kalau dari rumah sakit pasti nanti kita akan berproses untuk pengajuan,” tutupnya.
Pantauan media ini, aksi solidaritas para nakes ini dilakukan dengan damai tanpa aksi demonstrasi dari seluruh nakes. Pelayanan di IGD dan seluruh ruangan tetap dijalankan seperti biasa.
Tampak, spanduk besar dipajang tepat pintu masuk utama RSUD S.K Lerik Kota Kupang yang bertuliskan aksi solidaritas tenaga kesehatan RSUD S.K Lerik Kota Kupang dan mosi tidak percaya.
Pada spanduk ini juga terdapat tanda tangan para nakes dan 5 tuntutan yakni, perjuangkan TPP yang tidak adil untuk Nakes, transparansi jasa pelayanan, kecam tindakan intimidasi terhadap nakes, perubahan segera formulasi perhitungan jasa untuk kesejahteraan nakes dan nakes harus dilibatkan dalam perhitungan jasa pelayanan.
Source : pikiran-rakyat.com