BMKG:Waspada,Bibit Siklon Tropis 905 di Laut Timor Picu Cuaca Ekstrem di NTT
Written by SKFM on 22 December 2022
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mengingatkan masyarakat NTT untuk waspada terhadap perkembangan Cuaca NTT hari ini Kamis 22 Desember 2022. Berdasarkan Prakiraan Cuaca NTT yang dikeluarkan BMKG, ada Bibit Siklon Tropis 905 di Laut Timor yang berpotensi memicu terjadinya Cuaca Ekstrem di seluruh Wilayah NTT.
Menindaklanjuti peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTT ( BPBD NTT ) mengimbau masyarakat NTT untuk mewaspadai dampak dari Bibit Siklon Tropis 905 di Laut Timor tersebut.
Berdasarkan analisis BMKG, Bibit Sikion Tropis 905 tumbuh disekitar Laut Timor dengan pusat sirkulasi berada disekitar 10.8 LS dan 127.9 BT dan kecepatan angin maksimum 15 knot (27,78 km/jam) serta tekanan terendah 1010mb.
Menurut BPBD NTT, mengutip rilis BMKG, ada dampak tidak langsung Bibit 905 dalam 24 jam atau dimulai dari Rabu 21 Desember 2022 hingga besok (hari ini, red) terhadap kondisi cuaca di Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ).
Dampak tersebut berupa hujan dengan intensitas sedang – lebat dan angin kencang di seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Disebutkan Bibit Siklon Tropis 905 juga dapat memicu meningkatnya gelombang laut. “Gelombang laut tinggi 125-2,5 meter dapat terjadi pada Selat Sumba, Perairan Selatan Sumba, Perairan Selatan Pulau Sabu Perairan Selatan Kupang-Rote, Laut Sabu, Perairan Selatan Flores. Selat Ombai, Selat Alor-Pantar Selat Flores-Lamakera, Samudera Hindia Selatan NTT,” jelas Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo, Rabu malam.
Karena itu BPBD NTT meminta BPBD Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Timur agar memastikan informasi peringatan diri yang bersumber dan BMKG tersampaikan ke masyarakat di wilayah masing-masing.
Menurut dia, informasi itu berkaitan dengan kemungkinan terjadinya banjir, longsor dan ingin kencang. BPBD di tiap daerah juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan melalui langkah-langkah mitigasi.
Upaya pencegahan itu diantaranya, membersihkan sampah di saluran selokan, memangkas pohondahan rapuh yang cabang-cabangnya condong ke rumah dan jalan raya, serta memperbaiki dan memperkuat atap rumah yang rusak.
“Jika terjadi hujah berintensitas tinggi dengan durasi lebih dan 1 (satu) jam, serta obyek pada jarak pandang 30 meter sidak jelas terlihat, maka warga yang ada di daerah lereng atau di bantaran sungai dataran rendah dan daerah aliran sungai segera melakukan evakuasi mandiri ke titik aman terlebih dahulu,” ujarnya.
Selain itu, perlu dilakukan penetapan jalur-jaur evakuasi dan titik-titik evakuasi sekaligus memastikan agar diketahui oleh warga masyarakat. Posko komando darurat, kata dia, juga harus diaktifkan.
“Meningkatkan kegiatan-kegiatan Komunikasi, informasi dan Edukasi (KE) rawan bencana kepada masyarakat serutama yang tinggal pada,” katanya.
Source : tribunnews.com