Kupang-SKFM- News– Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur hari ini menggelar sosialisasi Sensus Penduduk/SP2020.Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah wartawan dari sejumlah media dan pimpinan Badan/Dinas terkait.
Kepala BPS NTT Darwis Sitorus dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bidang Sosial BPS NTT Desmon S mengatakan lahirnya perpres nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia merupakan babak baru dalam tata kelola data dan informasi statistik sektoral di Indonesia. Jika sebelumnya statistik sektoral dikelola oleh masing-masing dinas/instansi, hadirnya perpres tersebut menuntut semua pihak untuk mulai berbenah, bekerja secara bersama dan terkoordinir.
Hal ini penting untuk mewujudkan data yang lebih berkesinambungan, akurat dan terpadu. Dalam hal ini BPS baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota memikul amanah sebagai pembina data di tingkat daerah. “Kami berkewajiban untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan Satu Data Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimana salah satu perwujudan fungsi tersebut adalah dengan dilaksanakannya kegiatan yang kita ikuti bersama ini. Lembaga/ Dinas/ Instansi terkait, baik provinsi maupun kabupaten kota, selaku produsen data sektoral di tingkat daerah, mempunyai peran penting sebagai agen penggerak utama ketersediaan, keakuratan, kelengkapan dan kesesuaian data yang dibutuhkan berbagai pihak,” ungkap Sitorus.
Begitu pula Awak Media, Aktivis Pemberitaan, Pers atau wartawan – wartawati, baik media cetak maupun media online, selaku corong dan garda terdepan dalam hal mewartakan data dan informasi, mempunyai peran penting sebagai agen utama penyebarluasan informasi dan data yang akurat, dengan interpretasi yang tepat, tidak multi-tafsir, mudah difahami, berbobot, independent dan berimbang.
Dalam praktiknya nanti, tentu akan ada jalan terjal yang harus kita hadapi bersama dalam mensukseskan Satu Data Indonesia. Keterbatasan tenaga, anggaran, peralatan dan sumber daya boleh jadi akan menggoyahkan perjuangan kita di awal masa transisi ini. Namun yakinlah bahwa perubahan ini akan menuju ke arah yang lebih baik. Demi menghasilkan data statistik yang lebih baik dan terwujudnya Sistem Statistik Nasional yang lebih handal.
“Kami BPS Provinsi NTT selalu siap mendukung terwujudnya pengelolaan data sektoral yang tertata dengan baik. Oleh karena itu, dalam forum ini saya mengajak hadirin semua, mari kita aktifkan kembali pertemuan forum data baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Kita jadikan forum ini sebagai pertemuan untuk membahas berbagai hal mengenai perbaikan kualitas penyajian dan penuyebarluasan data sektoral sehingga tercipta pengelolaan dan pemberitaan data yang lebih baik.” Lanjutnya.
Secara pelan tapi pasti, perbaikan tersebut harus kita fikirkan bersama, terutama untuk data strategis yang fundamental dan mendasar. Seperti data di sektor sosial, pendidikan, pertanian, dan kesehatan. Sehingga rumusan kebijakan yang didasarkan pada data-data tersebut dapat tepat sasaran dan tepat guna. Sektor pariwisata juga baiknya mendapat perhatian khusus, selain karena sektor ini merupakan salah satu sektor utama yang digadang-gadang Gubernur sebagai sektor pendongkrak ekonomi, nyatanya secara analitis sektor ini memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap PDRB. Dimana diyakini bahwasanya dengan meningkatnya pariwisata sebagai prime-mover maka akan meningkatkan sektor-sektor lainnya seperti keuangan, konstruksi, transportasi bahkan sektor pertanian.
Pembangunan itu memang mahal dan sulit tapi membangun tanpa data akan jauh lebih mahal. Melalui kegiatan tersebut diharapkan aktualisasi Satu Data Indonesia ini dapat tercapai secara maksimal dengan ouput yang optimal.(ABB)